Jumat, 26 Agustus 2016

Konsep Animasi, Film Animasi dan Proses Pembuatannya

Ditulis pada 24 Jan, 2015 | dalam kategori Materi Kuliah | oleh Budi Kurniawan
Konsep Animasi
Animasi / Animation :
Is the process of recording and playing back a sequence of still images to achieve the illusion of continuous motion (Ibiz Fernandez)
Pengertian :
Animasi adalah proses membuat dan memainkan kembali serangkaian gambar diam untuk mendapatkan ilusi pergerakan yang terus menerus.
Contoh kasus :
Buatlah gambar di lembaran-lembaran kertas kemudian putar/mainkan kertas-kertas tersebut dalam urutan waktu tertentu, sehingga menyebabkan gambar-gambar tersebut seperti bergerak/hidup.
Film animasi
Film animasi, atau biasa disingkat animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-“putar” sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Animasi)
Proses Pembuatan Film Animasi
Dalam dunia film animasi ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup mahal, sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional. Tom Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui komputer cukup berperan. “Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar antara 30-45 menit.” Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film masih dalam proses, tetapi kadang-kadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat (http://id.wikipedia.org/wiki/Animasi)
Sedangkan dalam proses digital animasi dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu Computer Assisted Animation (CAA Animation) dan Computer Generated Animation (CGI Animation)
Computer Assisted Animation (CAA)
Computer Assisted Animation adalah animasi yang tidak dapat diselesaikan tanpa menggunakan komputer. Fungsi seperti in-betweening dan menangkap gerakan adalah contoh animasi dengan bantuan komputer. Ciri dari animasi jenis ini adalah masih adanya gambar yang dibuat secara konvensional (biasanya gambar 2 dimensi) dan selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer hingga akhirnya film animasi dapat dilihat oleh penonton. Komputer dalam kategori animasi ini juga biasanya digunakan untuk pewarnaan dan penyusunan karakter.
In-betweening
Tweening adalah teknik yang digunakan dalam animasi dua dimensi yang memadukan dua cel animasi secara bersama-sama. Masing-masing secara individual ditarik dan dimainkan dengan cepat, yang memberikan kesan gerakan. Antara masing-masing cel atau bingkai kunci dalam urutan, ada efek visual yang ditempatkan diantara gambar transisi. Sekarang komputer digunakan untuk membantu menggambar gambar transisi atau “di antara” gambar awal dan akhir sehingga film akan tampak terlihat halus, dan teknik membuatnya disebut dengan in-betweening
Computer Generated Animation (CGI)
Animasi CGI adalah proses yang digunakan untuk menghasilkan gambar animasi yang secara keseluruhan menggunakan bantuan komputer grafis. Komputer-generated imagery adalah istilah yang umum digunakan untuk membuat adegan statis dan gambar dinamis, sedangkan animasi komputer hanya mengacu pada gambar bergerak yang dibuat menggunakan komputer. Ciri dari animasi jenis ini adalah film-film berjenis 3 dimensi dimana komputer sepenuhnya digunakan dalam pembuatan seluruh film mulai dari pembuatan karakter, efek cahaya, warna, suara hingga finishing akhir (rendering).
Kata kunci :
Yang diperlukan untuk membuat animasi adalah :
  1. Gambar / objek (gambar berbeda di tiap waktu/frame/kertas)
  2. Waktu / frame / kertas (waktu putar teratur)
Frame rate : kecepatan putar rata-rata
Satuan FPS (frame per second)
24 fps = 24 frame per 1 detik
1 detik = 24 frame
Teknik Menggambar karakter dengan Flash (Macromedia/Adobe Flash)
Menggambar karakter bisa dilakukan dengan menggunakan tool yang ada pada program/aplikasi Macromedia/Adobe Flash. Konsep menggambar dalam Flash terdiri dari 2 cara :
  1. Menggambar seluruh karakter langsung di dalam Flash
  2. Menjiplak gambar di dalam Flash
Menggambar seluruh karakter langsung di dalam Flash
Tool inti yang dipakai :
  1. Selection Tool (V) : menyeleksi dan mengedit objek
  2. Line Tool (N) : membuat garis
  3. Paint Bucket Tool (K) : mewarnai objek
  4. Subselection Tool (A) : mengedit sub di dalam objek
  5. Zoom Tool (Z) : memperbesar/memperkecil tampilan (enlarge/reduce)
Catatan :
  • Membuat garis harus menyambung dengan garis yang lain agar objek dapat diwarnai.
  • Untuk membuat garis bayangan, gunakan warna Stroke Color / warna garis yang berbeda dengan garis sebelumnya.
  • Edit garis lengkung lebih lanjut menggunakan Subselection Tool (A).
Menjiplak gambar di dalam Flash
  1. Import gambar dari menu File – Import – Import to Stage
  2. Pilih gambar/image/scan gambar dari kertas ke Flash hingga masuk ke lembar kerja
  3. Ubah properties gambar agar sesuai dengan lembar kerja dalam Panel Properties (width : 550px atau menyesuaikan)
  4. Kunci layer dengan memilih tombol lock di dalam kolom layer 1 (agar layer gambar/layer 1 tidak bisa diedit).
  5. Buat layer baru dengan memilih tombol New Layer (layer 2).
  6. Buat/jiplak gambar karakter dengan menggunakan Line Tool (N), Selection Tool (V), dan Subselection Tool (A) Paint di dalam layer 2.
  7. Warnai objek dengan Paint Bucket Tool (K)
  8. Buat bayangan dengan Line Tool (N) dan Paint Bucket Tool (K)
Menggerakkan/Menganimasikan Karakter (Frame by Frame Animation)
Setelah gambar karakter selesai dibuat, langkah berikutnya adalah membuat karakter tersebut bergerak. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
  1. Klik kanan frame 2 – Insert Keyframe (menduplikat gambar)
  2. Pada frame ke-2, ubah bentuk (edit/gambar ulang) karakter yang ingin digerakkan (contoh : mulut)
  3. Ulangi langkah 1 dan 2 pada frame 3, 4, 5, dan seterusnya.
Catatan :
Anda dapat membuat gambar karakter (mulut, rambut, dll) dalam beberapa layer untuk memudahkan dalam menggambar/mengedit gambar animasi anda.
Mengenal Timeline
Timeline di dalam Flash terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
  1. Layer
  2. Frame
Di dalam frame timeline Flash anda dapat membuat 3 macam bentuk objek yaitu Frame, Blank Keyframe, dan Keyframe
Frame, Blank Keyframe, dan Keyframe
  1. Blank Keyframe : Keyframe kosong (tidak ada objek di lembar kerja) : Bulatan Putih
  2. Keyframe : frame yang memiliki objek : Bulatan hitam (objek dapat di edit/modifikasi)
  3. Frame : Perpanjangan dari Keyframe : Kotak (objek dapat di modifikasi dari keyframe sebelumnya)
Animasi dalam Flash
Jika anda membuat Animasi dari Flash, maka anda dapat membuatnya menggunakan dua buah cara yang berbeda, yaitu :
Animasi Frame by Frame
Animasi Frame by Frame adalah membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar/objek yang diam (still image) frame demi frame-nya (perbedaan pada setiap frame).
Animasi frame by frame dapat dibuat menggunakan dua cara yaitu :
1. Membuat Objek Baru dalam Tiap Frame
Contoh sederhana :
  • Buatlah sebuah objek/gambar (contoh : bola dengan Oval Tool) di sebelah kiri stage (lembar kerja)
  • Buat sebuah Keyframe kosong (Blank Keyframe) pada frame 2 (Klik kanan frame 2 > Insert Blank Keyframe)
  • Buat kembali sebuah objek/gambar (contoh : bola lagi) di tengah stage (lembar kerja) catatan : klik tombol union skin untuk memprediksi gambar sebelum dan sesudah keyframe yang ada.
  • Buat kembali sebuah Keyframe kosong (Blank Keyframe) pada frame 3 (Klik kanan frame 3 > Insert Blank Keyframe)
  • Buat kembali sebuah objek/gambar (contoh : lagi-lagi bola) di sebelah kanan stage
  • Ulangi membuat Blank Keyframe (frame 4, 5, 6, dst) dan buatlah objek/gambar kembali di bagian lain stage (bawah kiri, bawah tengah, bawah kanan, dst)
  • Lihat hasil animasi dengan memilih menu Control > Test Movie (shortcut key : Ctrl+Enter)
Jika anda perhatikan, bola (seperti) bergerak dari kiri ke kanan. Namun jika anda lihat lagi pada pekerjaan anda (stage/lembar kerja), bahwa bola pada frame 1, frame 2, frame 3, dan seterusnya hanya merupakan objek/gambar bola yang diam saja (still image).
Kesimpulan :
Flash hanya “memainkan” frame-frame tersebut secara berurutan sehingga bola-bola yang diam pada frame-frame tersebut seperti “bergerak”.
2. Membuat Objek dan Mengeditnya Di Frame-frame Berikutnya
Contoh sederhana :
  • Buatlah sebuah objek/gambar (contoh : bola) di sebelah kiri stage (lembar kerja)
  • Buat sebuah Keyframe pada frame 2 (Klik kanan frame 2 > Insert Keyframe)
  • Edit objek (Contoh : Pilih Selection Tool > Lalu pindahkan bola ke tengah)
  • Buat kembali sebuah Keyframe pada frame 3 (Klik kanan frame 3 > Insert Keyframe)
  • Edit objek lagi (Pilih Selection Tool > Lalu pindahkan bola ke kanan lagi)
  • Ulangi membuat Keyframe (frame 4, 5, 6, dst) dan editlah objek/gambar kembali di bagian lain stage (bawah kiri, bawah tengah, bawah kanan, dst)
  • Lihat hasil animasi dengan memilih menu Control > Test Movie (shortcut key : Ctrl+Enter)
Seperti halnya pada cara pertama, Flash hanya “memainkan” frame-frame tersebut secara berurutan sehingga bola-bola yang diam pada frame-frame tersebut seperti “bergerak”. Perbedaannya adalah pada cara ini kita hanya membuat sebuah objek/gambar saja dan mengeditnya pada frame-frame berikutnya. Mudah bukan?
Teknik Pengambilan Gambar

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
  • ·Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
  • Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
  • Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
  • Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.

Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

teknik-peng_gambar-1

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.
Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
· Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
· High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
· Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
· Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
· Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
· Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
· Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
· Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
· Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
· Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
· Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
· Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
· Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
· Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
· Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
· One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
· Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
· Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
· Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
· Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
· Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
· Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
· Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
· Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
· Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
· Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
· Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
· Objek bergerak sejajar dengan kamera.
· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
· Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
· Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
· Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
· Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
· Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
· Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
· Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
· The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
· Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
· Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
· Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
· Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
· Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
· Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan or

Jenis-jenis kamera beserta cara kerjanya



Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya setelah saya memposting tentang Awal perkembangan kamera dan fotografi di dunia, sekarang saya akan bahas tentang jenis-jenis kamera beserta cara kerjanya,- simak terus yah !


Kamera yang berasal dari camera obscura dalam bahasa latin, yang berati "ruang gelap" adalah peranti yang paling favorit di dunia fotografi, baca juga : awal perkembangan kamera dan fotografi didunia,- lalu tahukah anda seperti apa jenis kamera yang sudah beredar selama ini ?? Langsung saja kita bahas,

1, Kamera Analog ( Kamera Film ), jenis kamera ini bisa dibilang kamera jadul,- karena memang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada didunia menjadikan kamera ini tertinggal jauh dan mengalami evolusi, kamera yang pada prinsip kerjanya masih menggunakan roll film ( pita seluloid ) dimana Pita tersebut mengandung senyawa silver halida, zat tersebut akan menempel di roll film apabila terkena cahaya dan dengan proses pencucian, silver halida akan berubah menjadi black halida,- dan biasa hasil dari master foto ini kita sebut klise,- kamera analog mempunyai size sebesar 35mm- (ukr. Inilah yang menjadi patokan sebuah frame pada kamera).

2. Kamera Polaroid, jenis kamera yang sudah lama beredar dan jenis kamera ini tergolong tak lekang oleh waktu, hanya berubah dari segi desain model saja, kamera yang menggunakan paper yang ditanamkan didalam kamera ini langsung menangkap hasil foto ke paper sehingga tidak diperlukan proses cuci film.

3. Kamera Digital, kamera Digital adalah jenis kamera yang paling muthakir, karena hasil foto ini bisa dikemas dalam bentuk file mentah yg disimpan dalam sebuah memori card,-kamera digital terbagi beberapa jenis menurut fungsi dan kegunaanya yaitu :

  • Kamera SLR (single lens reflex) kamera ini menggunakan mirror yg terpasang didalam body dengan sudut 45% dengan model singkap kamera ini memerlukan bantuan tambahan lensa untuk menghasilkan sebuah gambar karena pada umunya jenis kamera ini terpisah dari lensanya, kamera SLR sendiri terbagi menjadi dua menurut sizenya yaitu, kamera Fullframe dan kamera Aps-C yang pada kesempatan berikutnya akan saya bahas.
  • Kamera Pocket (saku) kamera ini mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan SLR hanya yang membedakan, kamera ini mirrorless (atau hampir sama cara kerjanya dengan polaroid) sehingga dia tidak perlu menambahkan lensa tambahan ( karena sudah tertanam didalam body kamera ),  hasil file yang dihasilkan dari kamera ini juga masih mentah dan biasa disimpan dalam memory card.
  • Kamera SuperZoom kamera jenis ini menggabungkan fungsi yang tidak ditemukan pada layaknya kamera instan ( kamera polaroid maupun pocket ) karena keterbatasan jenis lensa yang tertanam mempunyai efek zooming dengan sistem crop pixel- sehingga untuk hasil kurang maksimal, dan disini superzoom hadir untuk mengtasi problem itu sehingga memungkinkan agar pecinta fotografi bisa mengambil gambar dari jarak jauh tanpa harus pecah gambarnya setelah dicetak.
Demikianlah pembahasan kita kali ini tentang jenis-jenis kamera yang beredar didunia, semoga bisa menambah wawasan dan membantu agan-agan sekalian dalam menentukan kamera mana yang akan dibeli, minggu depan saya akan bahas tentang Jenis Lensa dan penggunaanya.

Jumat, 12 Agustus 2016

  1. STORYBOARD

Storyboard adalah : Sketsa gambar yang di buat secara berurutan sesuai naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.

Contoh :
Langkah no.1 Mahasiswa datang menuju parkir membawa motor.
Langkah no.2 Mahasiswa menyerahkan STNK kepada satpam kemudian mahasiswa menerima nomor parkir. Langkah
no.3 Mahasiswa memarkirkan motor di halaman parkir.
Langkah no.4 Mahasiswa sudah bisa melakukan perkuliahan.
Langkah no.5 Mahasiswa selesai perkuliahan dan menuju pos satpam.
Langkah no.6 Mahasiswa menyerahkan nomor parkir. Jika cocok maka petugas pos satpam mengembalikan STNK mahasiswa. Dan mahasiswa bisa mengambil sepeda di halaman parkir. Langkah no.7 Mahasiswa menuju halaman parkir untuk mengambil sepeda.
Langkah yang terakhir Mahasiswa pulang.

Storyboard Storyboard merupakan serangkaian sketsa yang dibuat untuk menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Storyboard juga dapat digunakan untuk menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi. Fungsi Storyboard, antara lain:
1. Memahami alur gambar/cerita yang dibuat secara sistematis sehingga kecil kemungkinan ada bagian penting yang terlewatkan.
2. Tidak lupa dengan alur gambar/cerita yang sudah direncanakan (sebagai pedoman atau pengingat) pada saat pengambilan gambar atau video maupun editing gambar atau video yang telah diambil.
3. Mudah membaca isi cerita secara visual.
4. Dapat memilih rekaman yang akan diambil sesuai kebutuhan sehingga tidak akan terjadi pemborosan bahan baku shooting (CD/DVD) Sehingga video/animasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan keinginan.

Pembuatan Storyboard

Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk rincian naskah yang kemudian akan dituangkan dalam detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema.

Batasan produksi terakhir akan dijelaskan supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan. Misalnya, Storyboard akan digunakan untuk format film, iklan, kartun, video atau lain-lain.
Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik (jika perlu)
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi (jika ada)
6. Animasi (jika ada)
7. Video (jika ada)
8. Audio (jika ada)
9. Interaksi dengan penonton (jika ada)
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi

CARA MEMBUAT STORYBOARD

BAGIAN-BAGIAN DALAM PEMBUATAN STORYBOARD :
1) Membuat Jalan Cerita
2) Membuat Desain Storyboard
3) Perbaiki Storyboard Anda Ketika Anda merencanakan untuk membuat video, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat storyboard (sketsa gambar yang berurutan sesuai dengan naskah) terlebih dahulu agar Anda dapat membuat naskah cerita menjadi lebih hidup dan Anda dapat menyajikan video tersebut kepada orang lain.
Storyboard adalah rangkaian cerita yang memberikan rincian video, ilustrasi adegan utama – bagaimana latar belakang nya, siapa yang akan ada dalam video, dan adegan apa yang akan ditampilkan. Storyboard biasanya digunakan sebagai contoh adegan film, musik video, produksi TV, dan lain-lain, dan dapat dibuat secara manual atau menggunakan media digital. Bacalah untuk mengetahui bagaimana cara membuat ilustrasi storyboard cerita Anda.
1. MEMBUAT JALAN CERITA
1) Buatlah daftar kronologi atau yang biasa disebut juga dengan timeline.
Membuat parameter mengenai kapan dan dimana cerita akan berlangsung, dan menentukan urutan kejadian cerita yang akan terjadi secara kronologis, merupakan cara terbaik untuk mengatur cerita Anda sehingga Anda dapat mulai mengadaptasikan nya ke dalam sebuah video. Jika cerita Anda tidak linear secara sempurna (contohnya: kembali nya jalan cerita ke masa lalu, maju nya jalan cerita, pergantian perspektif, mengganti resolusi jalan cerita, perjalanan waktu, dll), Anda masih dapat membuat timeline (daftar kronologis) narasi.  Buatlah urutan adegan utama sesuai dengan urutan cerita mana yang akan diceritakan dari awal hingga akhir, karena urutan adegan ini merupakan jalan cerita yang akan ditayangkan pada layar film.  Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, buatlah adegan apa yang akan ditampilkan dan bagaimana urutannya. 2) Ingatlah adegan utama dalam cerita anda. Storyboard dibuat untuk memberitahu penonton inti cerita yang akan dituangkan ke dalam bentuk film. Intinya bukan mencoba untuk menuangkan kembali seluruh rangkaian cerita ke dalam sebuah buku, namun untuk mempertunjukkan bagian utama yang dapat menarik perhatian penonton. Pikirkan cerita Anda dan pikirkan pula adegan utama mana yang ingin Anda gambarkan pada storyboard.  Pilihlah adegan yang menunjukkan jalan cerita dari awal hingga akhir.
 Titik balik cerita merupakan hal penting untuk ditunjukkan. Dalam beberapa waktu bisa saja terjadi perubahan jalan cerita sehingga Anda perlu memasukkan nya ke dalam storyboard.  Anda juga mungkin ingin memberikan perubahan pada latar belakang tempat. Jika cerita dimulai di satu kota dan berpindah ke kota lain, pastikan bahwa hal tersebut sudah jelas ada dalam ilustrasi Anda.  Jika Anda membuat storyboard untuk sebuah iklan, prosesnya pun tidak akan berbeda: pilihlah gambar utama yang akan merepresentasikan arah film dari awal hingga akhir. Sebagai panduan umum, ingat lah bahwa untuk iklan berdurasi 30 detik, storyboard tidak boleh lebih dari 15 kerangka. Gunakan rata-rata 2 detik untuk setiap kerangka.
3) Tentukan seberapa detail jalan cerita anda. Storyboard bisa saja dibuat dengan sangat terperinci, contohnya yaitu dengan memberikan ilustrasi yang menggambarkan setiap cerita. Jika Anda sedang mempersiapkan film dengan durasi yang panjang, Anda perlu bekerja keras untuk mendapatkan storyboard yang terperinci. Namun, Anda bisa saja memotong film tersebut menjadi adegan terpisah dengan masing-masing storyboard. Jika Anda ingin memotong film tersbut, Anda perlu membuat representasi terperinci mengenai perkembangan masing-masing adegan yang juga berguna untuk membuat storyboard tetap teratur selama produksi film.[1]
 Jika Anda sedang membuat film dan Anda ingin memisahkannya adegan-per-adegan, Buatlah apa yang disebut dengan daftar pengambilan gambar (shot list). Anda perlu memikirkan komposisi dan rincian setiap adegan pada shot list yang terlibat dalam proses pembuatan film.  Ingat lah bahwa inti dari storyboard adalah untuk memberikan kejelasan visual dan untuk membuat setiap kerangka berada pada halaman yang sama. Visual yang dibuat tidak perlu berupa hasil karya seni. Berhati-hatilah ketika memilih rincian yang Anda pilih untuk storyboard Anda. Anda pasti tidak ingin membuat penonton berhenti menginterpretasikan ilustrasi Anda sehingga membuat mereka melihat gambar yang lebih besar.  Storyboard yang baik akan mudah dipahami oleh setiap orang yang melihatnya. Seorang sutradara, juru kamera, pemilih adegan, atau bahkan orang yang mengatur properti mungkin meminta storyboard sebagai referensi, panduan, dan arahan.
4) Tulislah deskripsi pada setiap kolom yang akan ditunjukkan. Sekarang jika Anda telah menentukan adegan utama yang ingin ditunjukkan, pikirkan lah mengenai bagaimana caranya menggambarkan setiap adegan pada setiap ilustrasi. Lihatlah shot list Anda dan tulis lah deskripsi masing-masing bagian terpenting dari setiap adegan. Hal ini akan membantu Anda menentukan apa yang seharusnya digambarkan pada storyboard Anda.  Contohnya, Anda mungkin ingin setiap adegan kecil menggambarkan percakapan antara dua karakter utama. Apa yang diperlukan untuk menyampaikan gambar
ini? Apakah karakter tersebut bertengkar, atau tersenyum, atau maju pada tujuan akhir? Adegan seperti itu seharusnya ada dalam setiap gambar.  Pikirkan mengenai latar belakang karena latar belakang pun penting untuk diperhatikan. Penting kah untuk memiliki pemandangan tertentu pada latar belakang di belakang pemain?  2. MEMBUAT DESAIN STORYBOARD
1) Pilihlah media apa yang akan digunakan untuk membuat template anda. Anda dapat menggambar sendiri template storyboard dengan cara membagi papan poster menjadi bingkai kosong dengan ukuran yang sama menggunakan pensil dan penggaris. Susunan nya pun harus terlihat sama dengan buku komik yang menggunakan kolom persegi panjang untuk menunjukkan bagaimana adegan akan terlihat di layar. Jika Anda ingin memilih, Anda dapat menggunakan Adobe Illustrator, storyboardthat.com, Microsoft PowerPoint, Amazon's Storyteller, atau inDesign untuk membuat template storyboard dalam bentuk vertikal maupun horizontal.  Ukuran kolom seharusnya digambarkan dalam perbandingan aspek yang sama seperti video yang sudah selesai, contohnya 4:3 untuk layar TV atau 16:9 untuk fitur layar film. Anda dapat membeli lembar dokumen khusus dengan dimensi ini.[2]
 Template storyboard untuk iklan seharusnya berbentuk bingkai empat persegi panjang dimana Anda akan memasukkan visualnya. Jika Anda ingin memasukkan keterangan, pastikan ada celah dimana Anda dapat menulis deskripsi video. Seharusnya ada juga kolom untuk audio dimana Anda dapat memasukkan dialog dan suara atau musik.  Jika Anda membuat storyboard untuk lebih dari satu video, Anda perlu memiliki Wacom™ tablet yang bagus agar Anda dapat memasukkan nya langsung ke dalam Photoshop.  Jika Anda tidak ingin membuat desain gambar, Anda dapat menyewa artist (seniman) untuk menggambarkan desain gambar. Anda perlu mendeskripsikan apa yang terjadi pada setiap kerangka dan memberikan artis tersebut naskah tertulis untuk dikerjakan. Ia akan memberikan Anda kerangka ilustrasi hitam-putih atau berwarna yang dapat Anda scan.
2) Buatlah sketsa dari gambar anda. Mulailah membuat adegan dengan cara menggambarkan sketsa yang Anda buat ke dalam template yang ada. Sketsa ini hanya lah konsep kasar, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dengan sempurna. Jika Anda membuat sketsa dari setiap adegan, tambahkan lah sketsa tersebut dengan elemen-elemen selanjutnya, hapus dan gambar kembali sesering mungkin:  Komposisi (pencahayaan, latar depan/latar belakang, palet warna, dll.)  Dari sudut mana kamera mengambil gambar (tinggi atau rendah)  Jenis pengambilan film /shot (wide shots, close-ups, over-the-shoulder shots, tracking shots, dll.)[3]  Properti (objek dalam kerangka)
 Aktor (orang-orang, binatang, kartun yang sedang berbicara, dll)  Efek khusus
3) Tambahkan informasi lainnya. Di sebelah atau di bawah setiap kolom, masukkan deskripsi mengenai apa yang terjadi pada setiap adegan.[4]Masukkan pula dialog yang terjadi. Tambahkan informasi mengenai seberapa lama waktu pengambilan adegan. Lalu, berikan nomor pada setiap kolom yang ada agar mudah dijadikan sebagai referensi ketika Anda mendiskusikan storyboard dengan yang lainnya.